Generasi Z atau sering kali disebut genzy, yang terkenal dengan kreativitas dan inovasinya, telah mengubah cara memandang serta menggunakan sarung dalam dunia fashion.

Dahulu, sarung dianggap sebagai pakaian tradisional yang kaku, atau sekadar atribut untuk beribadah bagi umat Islam. Namun, kini sarung telah menjadi bagian penting dari tren gaya genzy. Dengan sentuhan pribadi dan imajinasi yang khas, para anak muda ini telah menciptakan gaya styling sarung yang segar dan unik.


Festival Sarung Batik 1445 H

Menyadari akan perkembangan sarung dalam dunia fashion di kalangan muda, Ibu Elok Setiawardani, seorang batik lawasan ethusiast sekaligus pengusaha batik yang mengelola akun Instagram @lawasanbatikofficial bersama berbagai komunitas batik di Jogja dan sekitarnya, beberapa waktu lalu, tepatnya di bulan Ramadan 2024, menggelar Festival Sarung Batik 1445 H dengan tajuk "Ramadan & Lebaran di Rumah Juragan Batik".

Contoh sarung batik lawas yang dipamerkan (dok. IG lawasanbatikofficial)

Bertempat di Toko Batik Yogya Kembali, event tersebut menampilkan berbagai rangkaian acara. Mulai dari bazar sarung batik, pameran sarung batik kuno atau lawasan, talkshow tentang makna serta filosofi di balik sarung batik kuno, styling berkebaya di hari raya, dan yang tak ketinggalan yaitu styling sarung batik ala genzy yang sedang digemari oleh muda-mudi.


Serunya Mengikuti Workshop Styling Sarung Batik ala Genzy

Meski tak sempat singgah ke pamerannya, aku berkesempatan mengikuti salah satu acaranya, "Styling Sarung Batik ala Gen Z" yang bertempat di Gedung Heritage Bank Indonesia DIY. Acara yang dibuka oleh Ibu Elok sebagai "tuan rumah" bersama Kak Dila @tapi.aku.suka sebagai mentor tersebut berlangsung sangat seru dan menyenangkan.

Dulu, fungsi sarung bagiku sekadar untuk ibadah atau selimut tidur (dok. pribadi)

Selama ini, aku cukup akrab dengan keberadaan sarung. Selain sebagai selimut saat tidur, aku juga menggunakan sarung sebagai bawahan untuk beribadah, aman dan anti melorot. Iya, sayangnya fungsi sarung sekadar itu bagiku.

Dengan mengikuti lokakarya styling sarung, telah membuka lebar mataku, rupanya di masa kini sarung mulai digemari genzy dan menjadi bagian penting dari tren fashion mereka. Tak hanya di kalangan genzy, style bersarung kekinian pun bisa dinikmati oleh generasi di atasnya persis ataupun generasi yang lebih sepuh lagi, karena gaya bersarung ini bisa untuk berbagai aktivitas dan masuk ke usia berapa pun.

Para generasi senior pun gemar bergaya dengan sarung (dok. liputan6.com)

Dipandu oleh Kak Dila yang suka menyebut proses styling sarung/kain sebagai gemasisasi, para peserta mencoba berbagai gaya styling sarung batik, dari yang basic hingga lumayan rumit. Kunci dalam menggunakan sarung untuk bergaya kekinian terletak pada ikatannya yang benar-benar mampu mengubah bentuk sarung menjadi sangat unik.

Para peserta workshop dari berbagai kalangan usia (dok. pribadi)

Setelah diajarkan beberapa gaya styling sarung, kami juga ditunjukkan bermacam style bersarung yang bisa menjadi ide untuk mengeksplorasi gaya sesuai selera masing-masing. Jika sudah menemukan style yang cocok, kami pun diberi waktu untuk foto-foto di sekitaran lokasi yang desain gedungnya sangat cantik.

Meski styling-nya sederhana, tapi kami berasa sangat keren (dok. pribadi)

Aku dan kawan-kawan dari geng gemar jajan yang kala itu merasa memiliki penampilan begitu keren dengan menggunakan sarung, langsung bernarsis-ria di sana-sini, hingga hasilnya memenuhi ruang penyimpanan dalam gawai. Bak foto model, padahal gayanya itu-lagi-itu-lagi. Hahaha.


Gaya Styling Sarung yang Digemari Para Genzy

Di luaran sana, salah satu tren yang disukai di kalangan genzy adalah styling sarung ala streetwear. Misalnya, mereka memadukan sarung dengan kaus oversized, jaket bomber, atau hoodie untuk menciptakan tampilan yang santai namun tetap stylish. Kemudian, mereka menambahkan topi baseball atau snapback, sneakers, dan kacamata hitam agar penampilan kian paripurna.

Gaya Nico mengenakan sarung, simpel tapi sangat menarik (dok. Twitter nicsap)

Selain itu, gaya mix and match juga menjadi ciri khas dari styling sarung ala genzy. Mereka berani mencampur motif dan warna kontras untuk menciptakan tampilan yang eye-catching, unik sekaligus estetik. Sekadar perpaduan sederhana antara styling sarung dengan kaus polos pun bisa terlihat apik dan menarik.

Tidak hanya itu, genzy pun gemar mengeksplorasi cara-cara baru untuk mengikat sarung. Mereka tidak lagi terpaku pada cara tradisional, melainkan mencoba berbagai gaya pengikatan yang lebih kreatif dan eksperimental. Beberapa di antaranya termasuk pengikatan yang lebih longgar dan santai, bahkan mengubah sarung menjadi rok mini atau gaya lainnya.

Geng ini foto teruus 😆 (dok. pribadi)

Kalau di Jogja, para muda-mudi lebih suka memadukan styling sarung dengan atasan yang masih mendapat sentuhan tradisional, seperti kebaya modern atapun batik dengan desain kekinian yang berwarna-warni.

Tren styling sarung ala genzy ini menunjukkan semangat inklusivitas dan penerimaan terhadap berbagai budaya. Mereka tidak ragu untuk mengadopsi sarung dari budaya tradisional dan menggabungkannya dengan gaya pribadi mereka sendiri. Hal tersebut mencerminkan terhadap sikap terbuka dan apresiasi  keanekaragaman budaya di era globalisasi ini.

Dengan adanya tren styling sarung, dapat kita lihat bagaimana genzy berhasil mengubah pandangan tentang sarung dari pakaian tradisional menjadi simbol gaya yang modern dan berani. Mereka menghadirkan kreativitas baru dalam dunia fashion, serta memperkaya ragam gaya yang ada dengan sentuhan pribadi yang unik. 

Tertarik mencoba bergaya dengan sarung juga?


***


Shalluvia. 2010-2024 Copyright. All rights reserved. Designed by Mesha Christina.