Bukan Review Film Sayap-Sayap Patah
"Heran, kok tumben Nicholas Saputra mau terima film kayak begitu."
Aku yakin, yang melontarkan kalimat tersebut di sebuah platform media sosial pasti belum menonton filmnya. Hanya menilai dari siapa produser serta tema apa yang diangkat dalam film ini.
Sejak awal mengetahui film Sayap-Sayap Patah sedang diproduksi, langsung bertekad harus menontonnya. Alasannya tentu saja karena Nicholas Saputra menjadi salah satu pemerannya. Dalam film besutan sutradara kondang Rudi Soedjarwo ini, ia memerankan tokoh bernama Sudarmadji yang akrab dipanggil Aji, seorang anggota POLRI di satuan Densus 88. Kebayang kan, bagaimana kerennya seorang Nico mengenakan seragam serba hitam dengan menenteng senjata laras panjang.
Nicholas Saputra sebagai Aji (dok. IG @sayapsayappatahfilm) |
Terlepas dari siapa produsernya, film ini layak diapresiasi. Diangkat berdasarkan kisah nyata dari peristiwa yang terjadi pada Mei 2018 lalu, yaitu ketika Mako Brimob Kelapa Dua di Depok rusuh karena ratusan tahanan teroris berhasil melepaskan diri dari sel, kemudian menyandera selama 36 jam beberapa polisi yang sedang bertugas, bahkan ada lima nama yang gugur.
Tak ingin menulis review atau memberikan spoiler tentang film Sayap-Sayap Patah yang tayang sejak 18 Agustus 2022 lalu, aku lebih ingin menyampaikan bahwa di tengah gonjang-ganjing yang terjadi dalam tubuh POLRI, bukan berarti seluruh anggotanya memiliki kinerja buruk.
Sangat dipahami kalau saat ini kepercayaan masyarakat terhadap institusi POLRI sedang nyaris luntur akibat adanya kasus pembunuhan Brigadir J yang direncanakan oleh atasannya sendiri, seorang Jenderal Polisi Bintang 2.
Jujur, aku juga ada rasa kecewa pada lembaga kepolisian, tetapi tak lantas membuatku mengolok-olok mereka. Aku percaya masih banyak polisi yang baik, yang kehidupannya bersahaja dan benar-benar menjalankan tugasnya untuk pengabdian.
Sempat membaca beberapa cuitan di Twitter yang menyatakan jadi malas menonton Sayap-Sayap Patah karena terjadinya kasus Duren Tiga, padahal awalnya mereka penasaran sekaligus tertarik. Banyak yang beranggapan film ini tayang untuk mengembalikan citra baik POLRI, bahkan ada yang berpendapat kalau diangkat dari kisah nyata adalah hoaks belaka.
Hellooo... ke mana kalian sewaktu berita kerusuhan di Mako Brimob ramai dibahas? Lagipula, film yang diproduseri Denny Siregar ini proses syutingnya sudah lama. Dijadwalkan tayang 18 Agustus 2022 pun sejak beberapa bulan lalu, jauh sebelum kasus pembunuhan Brigadir J. Ndilalah saja, momen pemutarannya ternyata bersamaan dengan proses pengusutan kasus tersebut.
Aku sempat mengalami perasaan seperti pengguna Twitter tadi, jadi malas menonton meski sangat semangat awalnya. Namun, alasanku berbeda, aku sebal tak diajak nonton bareng oleh Nico saat ia beserta para pemeran dan kru mengadakan early screening di Jogja. Hahaha memangnya siapa kamu, Sha? Sampai Nico harus mengajakmu?
Aji bersama anak buahnya (dok. IG @sayapsayappatahfilm) |
Begitulah, memang sekuat itu pengaruh sosok Nico dalam keinginanku menonton Sayap-Sayap Patah. Beruntung, ketika pemutaran hari pertama, ada voucher pembelian tiket beli 1 gratis 1, yang kemudian membuatku kembali memutuskan untuk menonton. Etapi, tak ada promo pun, aku bakal tetap menonton, kok. Mana tega, sih, nyuekin Nico lama-lama. 🤭
Baca juga: Ditolak Nicholas Saputra, Tak Sakit Hati Malah Gembira
Hari ini, tepat 10 hari pemutarannya. Di tengah berbagai ujaran kebencian yang beredar, akhirnya film ini mampu menembus sejuta penonton lebih.
Selamat untuk para pemeran, sutradara, produser, dan kru lainnya. Jangan lupa pesta ote-ote, ya!
***