Sekadar Bernostalgila
Sedih. Semakin hari, blog ini semakin jarang diupdate. Entah ke mana penghuninya. Sekarang, mumpung sedang ada niat, mau nulis lagi, deh. Ceritanya, kemarin sore kepoin timeline Facebook salah seorang teman, ia membagikan foto-foto meme yang menggambarkan kebiasaan atau perihal sederhana yang hampir setiap anak di generasi 90-an pernah melakukannnya.
Total yang diunggah ada 64 foto. Semakin banyak yang dilihat, semakin tertawa-tawa sendiri, semakin mengangguk-angguk karena sepakat, dan semakin bertanya-tanya atau berpikir... 'kok dulu bisa gitu, ya?'
Nah, di sini aku pengin berbagi foto-foto meme tersebut juga, tapi tak mungkin kalau semuanya dimasukkan. Jadi, aku pilih saja yang sangat-aku-banget.
1. Penghapus dari Karet Gelang
sampai sekarang kadang masih melakukannya. :)) |
Zaman sekolah dulu, pernah banget mengalami ini. Padahal, bisa dikatakan aku termasuk anak yang memiliki alat tulis lengkap. Saking lengkapnya, suka dipinjam-pinjam. Akhirnya, hilang, lupa siapa yang pinjam. Alhasil, saat mengerjakan tugas di rumah dan butuh setip, karet gelang lah yang menjadi sasaran. Tinggal diikatkan di ujung pensil, kemudian gosok ke tulisan yang ingin dihapus. Niscaya, kesalahanmu bakal hilang dalam sekejap. :P Setidaknya, cara tersebut lebih berkelas daripada menghapus menggunakan saliva. Hiii...
2. Minta Uang pada Pesawat
kalo ini, ajarannya ibu :)) |
Hayooo, ngaku siapa pernah minta uang pada pesawat yang sedang melintas? Hihihi. Kalau aku, dapat kebiasaan itu dari ibu. Saat masih TK, tiap ada pesawat melintas, dan kami sedang berada di luar, ibu selalu berujar, "Montor mabuur, njaluk dhuwiteee..." Ngenes banget, ya, minta uang kok sama pesawat. Oh iya, itu cara mengucapkannya pun ada nadanya, lho.
Beberapa waktu lalu, saat ada pesawat melintas, tiba-tiba aku nyeletuk pada adek, "Kae lho, njaluk dhuwit montor mabur, Nes." Dan, adek pun menjawab, "Emange kowe―kebiasaanku??" Aku langsung ngakak, karena di rumah yang punya kebiasaan 'minta uang' ke pesawat ya cuma aku.
3. Mainan Bubble Wrap
ini sih sampai sekarang juga masih dilakukan |
Mainan bubble wrap memang asyik. Bukan karena kekurangan mainan, tapi gemas saja mitesin gelembung-gelembungnya itu. Bahkan hingga kini, kadang masih melakukannya, ditambah pakai rebutan sama adek dan ibu. :)) Hari gini, dapat bubble wrap biasanya dari barang-barang yang dibeli via online. Dan kalau ketahuan ibu, pasti deh langsung 'direbut'. Ckckck.
4. Boneka Bayi Kebanggaan
yang sebelah kiri, aku masih simpan sampai zaman SMA |
Kalau tak keliru mengingat, dulu punya boneka macam begini hadiah dari ibu, gara-garanya aku bersedia cabut gigi. Wujudnya plek seperti dalam meme, hanya warnanya bukan merah jambu melainkan oranye. Aku memberinya nama Semprul. Kemana-mana digendong pakai selendang. Sampai masa SMA masih disimpan, meski sudah tak dipakai untuk mainan, sampai akhirnya entah diberikan pada orang atau dijual ke tukang rongsok, lupa. :( Sekarang, kalau ada bayi lucu nan menggemaskan dan kepalanya memakai kapucong begitu, ibu pasti bilang, "Koyo Semprul, yo?" Aih, jadi kengen Semprul.
5. Seni Menutup Kulkas
kirain aku saja yang pernah melakukannya, ternyataaa... |
Yak! Sebut saja masa kecilku kurang kerjaaan, karena memang begitulah kenyataannya. Hahaha. Gimana tak kurang kerjaan, menutup kulkas saja pakai pelan-pelan sambil mengintip ke dalamnya, demi melihat proses lampu yang tadinya benderang menjadi mati seketika saat pintu ditutup. Awalnya, kukira hanya aku saja yang melakukannya, tapi ternyata... ada juga yang membuat meme ini. Itu berarti, aku banyak temannya. Iya, teman yang sama-sama kurang kerjaan. :P
6. Membuat Balon Kecil dari Plastik yang sudah 'Diapa-apain'
kira-kira, anak zaman sekarang bakalan kepikiran yang kayak begini, nggak? |
Beda antara kurang kerjaan dan kreatif memang tipis. Buktinya, banyak anak-anak pada generasi 90-an melakukan hal-hal yang mengindikasikan kurang kerjaan. Tapi, sebenarnya kegiatan tersebut justru hal yang kreatif dalam menemukan permainan. Kalau dipikir-pikir, permainan kami zaman dahulu belum tentu kepikiran di otak anak-anak masa kini, lho.
Contohnya, permainan di atas, tuh. Siapa hayoo yang dulu sering melakukannya? Hehehe tak usah malu, kita sama, kok. Sementara itu, kalau diamati lagi, permainan tersebut agak jorok, ya? Awalnya, jari dimasukkan dalam plastik sambil sedikit ditarik, plastinya jangan sampai sobek atau berlubang dikarenakan kuku kita. Nah, setelah itu, plastik yang sudah ada bekas jari tadi dimasukkan ke dalam mulut sambil diisi udara. Jadi deh, gelembung balon kecil dari plastik.
Bagi yang gagal membayangkannya, pasti dulu nggak pernah mainan begituan. Memang susah, kalau membayangkan tanpa praktek. Hihihi.
7. Menghisap Bunga Entah-Apa-Namanya
namanya bunga apa, sih? |
Jujur saja, sampai kini aku tak tahu nama bunga di atas. Padahal, dulu, hampir setiap sore saat bermain bersama kawan-kawan, tak lupa memetik bunga ini, lantas menghisap madu-madu yang ada di dalam batangnya. Terlepas dari itu memang madu atau bukan, yang jelas rasanya manis, dan tentu saja tak berbahaya. Buktinya, sampai hari ini aku masih semok-semok saja. Ada yang bisa menghilangkan rasa pensaranku dengan memberitahukan nama bunga tersebut?
8. Menciptakan 'Masterpiece'
siapapun kamu, pasti bakalan keren kalo bisa menggambar begini. #ehh :P |
Hahaha... itu keterangan di meme-nya jleb banget, ya? Masa' dikatain tua, padahal memang iya, sih! :))
Begitulah kenyataannya. Anak-anak yang tumbuh dan berkembang di masa
90-an, pasti mengetahui bagaimana proses menciptakan sebuah 'masterpiece' seperti di atas. Bagi
adek-adek yang penasaran, silakan tanya ke mbak, mas, tante, om, atau
siapalah yang sekiranya sudah tua. Ups!
9. Koleksi Komik Tatang S
kurang tau bagaimana komik yg kavernya semi 'saru' ini bisa beredar pasaran anak SD |
Dasarnya memang suka baca, jadinya saat tahu ada buku atau komik yang murah, pasti langsung dibeli. Apalagi kalau ada yang gratisan, sikat! Zaman SD, di depan sekolah ada seorang bapak penjual berbagai mainan yang salah satu dagangannya adalah komik-komik karya Tatang. S yang bercerita tentang kehidupan Petruk dan Gareng. Lupa harganya berapa, yang jelas uang sakuku masih ada sisa kalau sekedar untuk membelinya.
Jangan salah mengira dulu. Gambar kavernya memang agak-agak gimana gitu, tapi isinya masih bisa dikatakan aman bagi anak SD―sejauh yang kubaca, sih. Ceritanya biasanya berupa kisah misteri atau horor. Kalaupun ada yang saru, paling hanya penggambaran karakter perempuannya yang sengaja dibuat seksi dan berpakain agak terbuka.
Saking kondangnya karya Tatang. S pada masa itu, kini ada saja kolektor yang masih mencarinya, dan berani membayarnya dengan uang yang tak bisa dikatakan murah untuk sebuah buku lawas.
***
Sudah menjelang siang, sudah terasa pula kantuk di hari pertama puasa ini. Dan rasanya, sudah cukup juga aku membagikan perihal-perihal yang dulu pernah happening banget di masa 90-an. Masih ada yang kurang puas nostalgila-nya? Langsung saja meluncur ke album foto berikut ini, ada banyak meme yang sungguh membuat tawa tak ingin berhenti.
Terkadang, ada rasa rindu pada suasana di masa 90-an. Masa di mana anak-anak bebas melakukan apapun, tanpa meninggalkan rasa tanggung jawabnya. Masa di mana anak-anak bebas mengeksplorasi hal-hal sekitar untuk menciptakan permainan baru. Masa di mana kebersamaan, kekompakan, dan kesetiakawanan adalah yang paling utama. Masa di mana anak-anak bisa menemukan kebahagiaan di mana saja, pun dari apa saja. Karena, bahagia itu sederhana.
***
*semua gambar diambil dari album foto milik Mbak Vivie Chynde Putrianty.