Kapan?
Rindu ini belum juga terbayarkan tuntas.
Semalam, hanya sekelebat wujudmu yang menjamah dahi, kelopak mata, serta pipi.
Rasa girang sempat singgah dalam hati; sekejap saja.
Selebihnya, kembali muram laksana alun-alun tanpa lampu kota.
Kapan kau datang lagi?
Kau yang mampu membasahi seluruh alam raya dalam waktu bersamaan.
Kau yang mampu mengisi sumur-sumur sumber pengharapan.
Kau yang mampu menyiram tanah lapang lalu menumbuh-suburkan rerumputan liar.
Kau yang mampu menciptakan wewangian memabukkan pun mencandukan.
Kau yang mampu membawa pikiran pada tak-hanya-sekeping-namun-segepok kenangan.
Dan, kau yang akan membayar tuntas rinduku.
Kapan?
Never too old to dance in the rain. (sumber gambar) |
***
Pagupon menjelang tidur, 23 Oktober 2014