Gumpalan Daging
Aku tahu, segumpal daging dalam tubuhku ini tak akan pernah bisa menjadi kokoh. Sempat tebersit, bagaimana jika aku membawanya ke tukang las saja. Namun hingga kini tak pernah kulakukan.
Aku bukannya takut berhadapan dengan alat-alat las yang konon menyeramkan. Aku hanya tak yakin, tukang las akan benar-benar mampu membuat gumpalan daging menjadi teguh―dan tak akan pernah merasakan sakit.
Pernah kulihat, bongkahan batu yang keras pun pada akhirnya akan berceruk manakala secara terus-menerus tertatah air hujan. Ya, apalagi hanya segumpal daging.
Jadi, tukang las tak akan membuat jadi lebih baik. Mungkin benar ia akan membuat jadi tangguh. Namun karena tangguh, gumpalan daging justru akan mati rasa. Bukan hanya tak akan merasakan nyeri lagi, namun juga tak akan bisa merasakan bahagia. Hampa.
Aku hanya harus menjaganya saja. Menjaga dari hal-hal yang akan membuatnya patah, remuk, cuil, atau apapun yang membuat pilu. Aku hanya perlu membuatnya tetap lurus, bening, elok, dan apapun agar ia tak berprasangka buruk.
Meski aku tahu, menjaganya akan lebih sulit daripada harus menghadapi tukang las...
segumpal daging bernama hati :)
ReplyDeletemeski hanya segumpal, tapi bisa membuat kita merasakan beraneka warna, rasa, rupa, dsb. :D
ReplyDelete