Ode to Gee

Posted by Mesha Christina on October 14, 2011 in ceceran cerita,

Perawakanmu kurus, penampakanmu dekil dan lusuh. Tak menarik sama sekali, bahkan terkesan ringkih. Itulah pandangan sebagaian besar orang yang melihatmu. Namun tidak untukku, di mataku kamu sangat keren, Gee!

Omong-omong, di jalan raya sudah berapa kali ya kita hampir bersinggungan dengan tunggangan-tunggangan hebat nan menyebalkan―yang seolah ingin menerkam―itu? Aku sih cuek saja, tetap membawamu berlari menembus keramaian. Ya, meskipun kadang―eh bukan cuma kadang, tapi hampir selalu―aku misuh-misuh mengeluarkan sumpah serapah pada mereka yang hampir menerjang kita. Dan yang paling menyebalkan adalah ketika aku kaget, panik atau syok karena hampir tersenggol, beberapa dari mereka malah nyengir kuda atau mengacungkan jempol sebagai tanda entah pujian, entah ejekan atas kelihaianku menghindar. (-_-")

Maaf ya, terkadang aku ugal-ugalan ketika membawamu. Aku masih ingat gara-gara keserampanganku, kamu harus tinggal atau bahkan bermalam di beberapa tempat yang sebelumnya belum pernah kamu singgahi. Mulai dari bengkel di pinggir jalan, counter HP, kantor, bahkan lapak orang tak kukenal di sudut Ngasem.

Gee, terima kasih untuk hari-hari yang telah kita lalui bersama. Tak terasa sudah hampir empat tahun kamu mengantarku ke berbagai tempat. Juga menemaniku membuang penat dengan berkeliling Jogja―terutama sekitar Kraton, bahkan jauh hingga ke selatan sana.

Seringkali terbersit dalam benakku, bagaimana kalau aku meninggalkanmu saja. Kemudian mengambil salah satu temanmu yang lebih keren, lebih tangguh, bahkan lebih kencang berlari. Berkali-kali aku memiliki niat itu, berkali-kali juga aku enggan berpisah denganmu. Padahal, awalnya aku tak begitu menyukaimu, aku terpaksa memilikimu. Alhasil, aku selalu membuang jauh-jauh pikiran itu.

Aku masih ingin bersamamu, Gee. Entah sampai kapan...

suatu masa bersama gee...